Minggu, 06 Februari 2011

AIR ZAM ZAM DAN HADISTNYA



AIR ZAM ZAM
(Sejarah dan Tentang  hadist do'if khasiatnya)

     Air Zamzam berasal dari mata air Zamzam yang terletak di bawah tanah, sekitar 20 meter di sebelah Tenggara Ka'bah. Mata air atau Sumur ini mengeluarkan Air Zamzam tanpa henti. Diamanatkan agar sewaktu minum air Zamzam harus dengan tertib dan membaca niat. Setelah minum air Zamzam kita menghadap Ka'bah.

Kran Zam zam di dalam Masjid Al Haram


     Sumur Zamzam mempunyai riwayat yang tersendiri. Sejarahnya tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail AS. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum, maka Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali.Namun tidak berhasil menemukan air setetespun karena tempat ini hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air dan belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail.

Penjelasan tentang sejarah ini adalah sbb :

Saat Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Ismail tiba di Makkah, mereka berhenti di bawah sebatang pohon yang kering. Tidak berapa lama kemudian Nabi Ibrahim AS meninggalkan mereka.

Siti Hajar memperhatikan sikap suaminya yang mengherankan itu lalu bertanya ;" Hendak kemanakah engkau Ibrahim ?"

"Sampai hatikah engkau meninggalkan kami berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini ? ".

Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah kata pun.

Siti Hajar bertanya lagi;

"Apakah ini memang perintah dari Allah ?"

Barulah Nabi Ibrahim menjawab, "ya".

Mendengar jawaban suaminya yang singkat itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram. Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun di tempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.

Selang beberapa hari, air yang dari Nabi Ibrahim habis. Siti Hajar berusaha mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit Safa dan Marwah berulang kali sehingga kali ketujuh (terakhir ) ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.


  ( Air Zamzam yang merupakan berkah dari Allah SWT, mempunyai keistimewaan  hadits Nabi , " Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah s.a.w bersabda: "sebaik-baik air di muka bumi ialah air Zamzam. Air Zamzam merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit ".

Rasulullah saw. bersabda tentang air Zamzam, "Dia adalah makanan yang lezat dan obat yang mujarab."

1. Dari Ibnu Abbas ra. dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, " Khasiat air Zamzam sesuai dengan niat orang yang meminumnya."
2. Ibnu Abbas ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Air yang terbaik di atas bumi ini adalah air Zamzam, dia adalah makanan yang lezat dan obat yang mujarab."
3. Di waktu Muawiah bin Abi Sofyan melaksanakan haji, ketika ia minum air Zamzam ia berkata, "Air Zamzam adalah obat dan khasiatnya sesuai dengan niat orang yang meminumnya."
4. Ibnu Abbas ra. berkata, "Kami menjuluki air Zamzam dengan julukan Syabba'ah (yang mengenyangkan), realitanya memang menjadi penolong terbaik buat keluarga."
5. Dia juga berkata, "Minumlah dari minuman orang-orang yang berbakti, yaitu air Zamzam."
6. Dia juga berkata, "Jika Rasulullah saw. ingin memberikan hadiah kepada seseorang, beliau memberinya air Zamzam.") Dao'if.


Setelah saya Ngaji,dan mendapat penjelasan dari Ahli hadist , Hadist Ibnu Abbas ra, adalah do'if (palsu) , namun bagi yang masih percaya silahkan, hanya  janganlah melakukan yang belum tahu ilmunya ( 36.  Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ( QS 17 :36))

      Saya sendiri menyaksikan betapa banyak saudara saudara kita di Mekah dan Madinah percaya pada Hadist ini, tetapi saya air zam zam memang istimewa, tidak basi, tidak berjamur, selang 4 bulan saya menyimpan. Selain itu air ini sangat dibutuhkan di Mekah dan Madinah serta tidak diperjual belikan di sana. Memang luar biasa sejuknya setelah ibadah minum air ini, wallahualam bi sawab.

Kamis, 27 Januari 2011

Memilih OPrator

Momen Haji, Saat Operator Menangguk Untung

2010/10/30
By hendro
MENUNAIKAN ibadah haji merupakan momen yang sangat penting dan didambakan oleh semua umat Islam yang beriman, karena merupakan kewajiban terakhir yang harus dipenuhi setelah membaca syahadat, shalat, zakat dan puasa. Karena berada di urutan terakhir, kewajiban ini hanya untuk umat Islam yang mampu, baik secara finansial, fisik, mental dan lingkungan, sekali seumur hidup.
Kewajiban berhaji tidak diberlakukan kepada umat yang fisiknya tidak kuat lagi atau yang mendapat gangguan mental, walau tidak dilarang. Demikian pula jika lingkungan tidak memungkinkan, misalnya jika terjadi perang. Pada dasarnya, ibadah haji itu enteng, tidak berat, karena yang berat adalah oleh-oleh yang harus dibawa pulang.
Pertengahan abad lalu, hingga tahun 1970-an, ibadah haji diartikan sebagai perjuangan berat dengan menempuh perjalanan pergi pulang hingga tiga bulan, karena menggunakan kapal laut selama dua minggu sekali jalan. Kini, hanya dengan sembilan jam terbang, jemaah dari Indonesia sudah mendarat di Bandara King Abdul Azis Jeddah. Dua jam perjalanan lagi sudah bisa
menyaksikan keagungan Baitullah, rumah Allah di Mesjidiil Haram, di Mekkah Al Mukarammah.
Bukan obyek wisata
Hingga awal tahun sembilanpuluhan, mustahil hal itu dilakukan. Apalagi komunikasi langsung jemaah haji dengan keluarga di Indonesia. Perkembangan teknologi telekomunikasi nirkabel seluler membuat komunikasi sangat mudah meskipun tidak murah.
Di dekade tadi, jemaah berkomunikasi lewat telepon umum tetap (fix line). Di depan kotak telepon umum, antrean panjang orang menunggu giliran menelepon keluarga di Tanah Air. Kini, kapan saja dan di mana saja jemaah berada – malah kadang-kadang ketika berada di mesjid – komunikasi bisa berlangsung.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sangat hati-hati menerima masuknya teknologi telekomunikasi nirkabel karena khawatir adanya dampak pengaruh negatif dari pihak asing, terutama dari barat yang tidak islami. Hingga kini masih sering dilakukan penggeledahan terhadap jemaah yang akan masuk ke mesjid, karena ada larangan membawa kamera atau hape berkamera.
Larangan ini sudah dilakukan sejak lama, meskipun sekarang agak longgar dan ada saja jemaah yang berhasil mengabadikan keberadaan mereka dengan latar belakang Ka’bah, atau Makam Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Awal tahun 1990-an, jangankan di dua tempat mulia itu, di Mina atau Arafah, askar (tentara Arab) dengan ekspresi datar akan membanting kamera yang dipakai memotret.
Alasannya sederhana, jika jemaah dibebaskan memotret di depan Ka’bah dan Makam Rasulullah SAW, keduanya akan menjadi obyek wisata. Orang akan berebut berfoto, bukannya beribadah dengan khusuk.
Tahun ini sekitar 215 ribu WNI, bersama jutaan umat dari seluruh dunia berada di Padang Arafah untuk menunaikan ibadah haji. Umat wajib berada di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah (tahun ini tepat tanggal 16 November) antara saat adzan
zuhur hingga matahari terbenam, saat dikumandangkannya adzan maghrib. Di luar itu hajinya tidak sah.
Padang Arafah, juga Mina, hanya dipadati manusia pada musim haji. Di luar itu lengang, hanya terdengar desir angin dan bergelindingnya perdu yang tercerabut dan terbawa angin.
Kota Mekkah pun demikian, walau hari-hari biasa pun kota suci ini tidak pernah kosong dari umat yang umroh, melakukan tawaf, ritual mengelilingi Ka’bah dan sa’i, pergi pulang antara bukti Shafa dan Bukit Marwah, masing-masing tujuh kali.
Kota berpenduduk tak sampai 500 ribu jiwa itu, tiba-tiba menjadi kota yang dipadati empat juta manusia. Maka segala macam kebutuhan, mulai dari hotel dan penginapan, suplai makanan dan air, serta telekomunikasi, membanjir. Di Mekkah dan Arafah serta Muzdalifah dan Mina, dibangun ratusan BTS-BTS tambahan yang bisa dipindah-pindah, untuk menampung keperluan jemaah berkomunikasi.
Trafik seluler di tempat-tempat umat melaksanakan ritual itu pada hari sekitar wukuf sangat tinggi, sehingga dibutuhkan BTS-BTS dengan antena mikro atau pico, agar operator bisa melayani semua panggilan dari jemaah atau sebaliknya. “Pasarlah yang menentukan tarif”, kata direktur PT XL Axiata, Nicanor V Santiago. Perlu diketahui, tarif telekomunikasi di Arab Saudi termasuk paling mahal di dunia.
’Roaming and juling’
Pengguna juga perlu hati-hati memakai hape bernomor operator Indonesia di Saudi, karena kantong bisa jebol. Sebagai gambaran, seorang jemaah umroh hanya dalam waktu 7 hari di Tanah Suci dengan nomor operator Indonesia (roaming) matanya ‘juling’ ketika mendapat tagihan Rp 4,5 juta. Orang bilang, kalau ke Arab pakailah nomor lokal, kalau tidak mau terserang ‘roaming and juling’.
Tawaran operator Indonesia yang mengklaim paling murah untuk jemaah, tidak semuanya bisa dipercaya. PT XL Axiata, misalnya, menawarkan paket tidak terbatas untuk BlackBerry sebesar Rp 75.000 sehari (di Indonesia cuma Rp 90.000 sebulan), dan mengirim SMS Rp 4.000/SMS. Jemaah pelanggan XL yang memanggil kerabat di Tanah Air mendapat diskon 25 persen dan menerima telepon diskon 60 persen, tanpa disebut berapa besar tarifnya. Tapi pelanggan XL di Indonesia bisa memanggil jemaah haji dengan tarif Rp 1.800/menit, mendapat gratis 1,5 menit setelah 3 menit.
PT Telkomsel ‘hanya’ mengenakan biaya Rp 200.000/3 hari untuk paket BB, tidak terbatas untuk kartu Halo. Sementara untuk Simpati dan As lebih mahal sedikit. Ada paket hemat SMS, Rp 125.000 untuk 50 SMS dan Rp 200.000 untuk 100 SMS. Dengan diskon 80 persen, pemakai kartu Halo bisa menelepon ke Indonesia dengan ‘hanya’ Rp 14.500/menit dan Rp 4.000/menit untuk menerima telepon, sementara pemakai Simpati dan As tarifnya Rp 18.500 dan Rp 4.500.
Untuk Simpati dan As, tarif super hemat hanya Rp 5.000/menit dengan menekan *131*+62#. Namun jemaah perlu cermat, karena proses USSD call back itu juga makan waktu sebelum tersambung. Ketika kita mengira bicara baru dua menit, bisa jadi operator menghitung empat menit sejak yes ditekan.
PT Indosat tidak menyebut berapa besar tarifnya, namun bagi pelanggan Indosat di Indonesia yang memanggil nomor Saudi, tarifnya hanya Rp 30/detik atau Rp 1.800/menit dengan memanfaatkan flatcall, menekan 101016 966 lalu nomor lokal Saudi. Setiap menelepon 8 menit akan mendapat gratis 2 menit.
Pelanggan Axis bak pulang kampung, karena kapan saja sampai Saudi, akan mendapat nomor lokal (LRN – local roaming number) dan gratis menerima telepon dari mana saja karena Axis milik STC, Saudi Telecom. Kerabat di Indonesia menelepon hanya Rp 1.388/menit ke nomor STC di Saudi dengan akses 01012966. Sementara layanan BB unlimited Axis, diklaim termurah, Rp 50.000/hari.
Bagaimanapun, kalau tidak ingin kebobolan, sebaiknya pelajari tawaran setiap operator. Sebaiknya pula, jemaah menggunakan kartu operator lokal (Arab).
(Moch. S. Hendrowijono)

Rabu, 26 Januari 2011

Nasehat Sehari hari

SYUKUR DI KALA MERAIH SUKSES


Di kala impian belum terwujud, kita selalu banyak memohon dan terus bersabar menantinya. Namun di kala impian sukses tercapai, kadang kita malah lupa daratan dan melupakan Yang Di Atas yang telah memberikan berbagai kenikmatan. Oleh karenanya, apa kiat ketika kita telah mencapai hasil yang kita idam-idamkan? Itulah yang sedikit akan kami kupas dalam tulisan sederhana  ini.
Akui Setiap Nikmat Berasal dari-Nya
Inilah yang harus diakui oleh setiap orang yang mendapatkan nikmat. Nikmat adalah segala apa yang diinginkan dan dicari-cari. Nikmat ini harus diakui bahwa semuanya berasal dari Allah Ta’ala dan jangan berlaku angkuh dengan menyatakan ini berasal dari usahanya semata atau ia memang pantas mendapatkannya. Coba kita renungkan firman Allah Ta’ala,
لا يَسْأَمُ الإنْسَانُ مِنْ دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِنْ مَسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ
Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (QS. Fushshilat: 49). Atau pada ayat lainnya,
وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَى بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعَاءٍ عَرِيضٍ
Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushshilat: 51)
Inilah tabiat manusia, yang selalu tidak sabar jika ditimpa kebaikan atau kejelekan. Ia akan selalu berdo’a pada Allah agar diberikan kekayaan, harta, anak keturunan, dan hal dunia lainnya yang ia cari-cari. Dirinya tidak bisa merasa puas dengan yang sedikit. Atau jika sudah diberi lebih pun, dirinya akan selalu menambah lebih. Ketika ia ditimpa malapetaka (sakit dan kefakiran), ia pun putus asa. Namun lihatlah bagaimana jika ia mendapatkan nikmat setelah itu? Bagaimana jika ia diberi kekayaan dan kesehatan setelah itu? Ia pun lalai dari bersyukur pada Allah, bahkan ia pun melampaui batas sampai menyatakan semua rahmat (sehat dan kekayaan) itu didapat karena ia memang pantas memperolehnya. Inilah yang diisyaratkan dalam firman Allah Ta’ala,
وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِنَّا مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَذَا لِي
Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: “Ini adalah hakku.”(QS. Fushshilat: 50)
Sifat orang beriman tentu saja jika ia diberi suatu nikmat dan kesuksesan yang ia idam-idamkan, ia pun bersyukur pada Allah. Bahkan ia pun khawatir jangan-jangan ini adalah istidroj (cobaan yang akan membuat ia semakin larut dalam kemaksiatan yang ia terjang). Sedangkan jika hamba tersebut tertimpa musibah pada harta dan anak keturunannya, ia pun bersabar dan berharap karunia Allah agar lepas dari kesulitan serta ia tidak berputus asa.[1]
Ucapkanlah “Tahmid”
Inilah realisasi berikutnya dari syukur yaitu menampakkan nikmat tersebut dengan ucapan tahmid (alhamdulillah) melalui lisan. Ini adalah sesuatu yang diperintahkan sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS. Adh Dhuha: 11)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
التَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ ، وَتَرْكُهَا كُفْرٌ
Membicarakan nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Shahih Al Jaami’ no. 3014).
Lihat pula bagaimana impian Nabi Ibrahim tercapai ketika ia memperoleh anak di usia senja. Ketika impian tersebut tercapai, beliau pun memperbanyak syukur pada Allah sebagaimana do’a beliau ketika itu,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. ” (QS. Ibrahim: 39).
Para ulama salaf ketika mereka merasakan nikmat Allah berupa kesehatan dan lainnya, lalu mereka ditanyakan, “Bagaimanakah keadaanmu di pagi ini?” Mereka pun menjawab, “Alhamdulillah (segala puji hanyalah bagi Allah).”[2]
Oleh karenanya, hendaklah seseorang memuji Allah dengan tahmid (alhamdulillah) atas nikmat yang diberikan tersebut. Ia menyebut-nyebut nikmat ini karena memang terdapat maslahat dan bukan karena ingin berbangga diri atau sombong. Jika ia malah melakukannya dengan sombong, maka ini adalah suatu hal yang tercela.[3]
Memanfaatkan Nikmat dalam Amal Ketaatan
Yang namanya syukur bukan hanya berhenti pada dua hal di atas yaitu mengakui nikmat tersebut pada Allah dalam hati dan menyebut-nyebutnya dalam lisan, namun hendaklah ditambah dengan yang satu ini yaitu nikmat tersebut hendaklah dimanfaatkan dalam ketaaatan pada Allah dan menjauhi maksiat.
Contohnya adalah jika Allah memberi nikmat dua mata. Hendaklah nikmat tersebut dimanfaatkan untuk membaca dan mentadaburi Al Qur’an, jangan sampai digunakan untuk mencari-cari aib orang lain dan disebar di tengah-tengah kaum muslimin. Begitu pula nikmat kedua telinga. Hendaklah nikmat tersebut dimanfaatkan untuk mendengarkan lantunan ayat suci, jangan sampai digunakan untuk mendengar lantunan yang sia-sia. Begitu pula jika seseorang diberi kesehatan badan, maka hendaklah ia memanfaatkannya untuk menjaga shalat lima waktu, bukan malah meninggalkannya. Jadi, jika nikmat yang diperoleh oleh seorang hamba malah dimanfaatkan untuk maksiat, maka ini bukan dinyatakan sebagai syukur.
Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Katsir berkata, sebagai penduduk Hijaz berkata, Abu Hazim mengatakan,
كل نعمة لا تقرب من الله عز وجل، فهي بلية.
“Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah musibah.”[4]
Mukhollad bin Al Husain mengatakan,
الشكر ترك المعاصي
“Syukur adalah dengan meninggalkan maksiat.”[5]
Intinya, seseorang dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi 3 rukun syukur: [1]  mengakui nikmat tersebut secara batin (dalam hati), [2] membicarakan nikmat tersebut secara zhohir (dalam lisan), dan [3] menggunakan nikmat tersebut pada tempat-tempat yang diridhoi Allah (dengan anggota badan).
Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah mengatakan,
وَأَنَّ الشُّكْرَ يَكُونُ بِالْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَالْجَوَارِحِ
Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan.[6]
Merasa Puas dengan Rizki Yang Allah Beri
Karakter asal manusia adalah tidak puas dengan harta. Hal ini telah diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai haditsnya. Ibnu Az Zubair pernah berkhutab di Makkah, lalu ia mengatakan,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ »
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)
Inilah watak asal manusia. Sikap seorang hamba yang benar adalah selalu bersyukur dengan nikmat dan rizki yang Allah beri walaupun itu sedikit. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667)
Dan juga mesti kita yakini bahwa rizki yang Allah beri tersebut adalah yang terbaik bagi kita karena seandainya Allah melebihkan atau mengurangi dari yang kita butuh, pasti kita akan melampaui batas dan bertindak kufur. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.(QS. Asy Syuraa: 27)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Seandainya Allah memberi hamba tersebut rizki lebih dari yang mereka butuh, tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong.” Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan, “Akan tetapi Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.”[7]
Patut diingat pula bahwa nikmat itu adalah segala apa yang diinginkan seseorang. Namun apakah nikmat dunia berupa harta dan lainnya adalah nikmat yang hakiki? Para ulama katakan, tidak demikian. Nikmat hakiki adalah kebahagiaan di negeri akhirat kelak. Tentu saja hal ini diperoleh dengan beramal sholih di dunia. Sedangkan nikmat dunia yang kita rasakan saat ini hanyalah nikmat sampingan semata. Semoga kita bisa benar-benar merenungkan hal ini.[8]
Jadilah Hamba yang Rajin Bersyukur
Pandai-pandailah mensyukuri nikmat Allah apa pun itu. Karena keutamaan orang yang bersyukur amat luar biasa. Allah Ta’ala berfirman,
وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imron: 145)
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS. Ibrahim: 7)
Ya Allah, anugerahkanlah kami sebagai hamba -Mu yang pandai bersyukur pada-Mu dan selalu merasa cukup dengan segala apa yang engkau beri.
Diselesaikan atas taufik Allah di Pangukan-Sleman, 23 Rabi’ul Akhir 1431 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

[1] Lihat Taysir Al Karimir Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 752, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H dan Tafsir Al Jalalain, hal. 482, Maktabah Ash Shofaa. [2] Lihat Mukhtashor Minhajil Qoshidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hal. 262, Darul Aqidah, cetakan pertama, tahun 1426 H.
[3] Lihat Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, hal. 202, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, cetakan tahun 1424 H.
[4] Jaami’ul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab, 294, Darul Muayyid
[5] ‘Iddatush Shobirin, hal. 49, Mawqi’ Al Waroq
[6] Majmu’ Al Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 11/135, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H.
[7] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 12/278, Muassasah Qurthubah.
[8] Lihat Mukhtashor Minhajil Qoshidin, hal. 266.

Rabu, 12 Januari 2011

Doa Ibadah Haji


      Janganlah kita memberatkan diri dalam ibadah haji dengan keyakinan harus do'a ini harus dibaca. Bagi yang muda dan masih sanggup menghapal waktu penantian haji yang panjang mungkin masih sanggup, bagi kalangan tua ,serasa haji itu berrraaatt. 
      Padahal diterangkan nabi haji itu adalah arafah.
Artinya disebut haji kalau telah sampai arafah pada 10 zulhijah dengan menuhi rukun dan syaratya. 
Yang saya heran banyak KBIH KBIH doanya buanyak tanpa didasari dari hadist sohih mana didapat, tetapi hanya berdasarkan kebanyakan orang...inilah sumber bid'ah.


170.  Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". Al Baqarah 170.
Inilah pentingnya ngaji ilmu agama agar tidak ikut ikutan tetapi tahu dasarnya dengan jelas dan yakin.

Doa yang kebanyakan dibaca orang dan sebagaian besar do'if belum sempat saya edit.


Do'a Wukuf

ASTAGFIRULLOOHAL 'ADHIIM ALLADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QOYYUUM WA ATUUBU ILAIIH

Do'a Ketika Sampai di Muzdalifah
ALLOOHUMMA INNA HAADZIHII MUZDALIFATU JUMI'AT FIIHAA ALSINATUN NAS-ALUKA HAWAAIJA MUTANAWWI'ATAN FAJ'ALNII MIMMAN DA'AAKA FASTAJABTA LAHUU WATAWAKKAL 'ALAIKA FAKAFAITAHUU YAA ARHAMAR ROOHIMIIN

Do'a Ketika Sampai di Mina
ALLOOHUMMA HAADZAA MINAA FAMNUN 'ALAYYA BIMAA MANANTA BIHII 'ALAA AULIYAA-IKA WA AHLI THOO'ATIKA

Do'a Melontar Jumroh
BISMILAAHI ALLOOHU AKBAR ROJMAN LISSYAYAATIINI WA RIDHON LIRROHMAANI. ALLOOHUMMAJ'ALHU HAJJAN MABRUURON WA SA'YAN MASYKUURON

Do'a Masuk Masjidil Haram
ALLOOHUMMA ANTASSALAAM WA MINKAS SALAAM WA ILAIKA YA'UUDUSSALAAM FAHAYYINAA ROBBANAA BISSALAAM WA ADKHILNAL JANNATA DAAROSSALAAM TABAAROKTA ROBBANAA WA TA'AALAITA YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM. ALLOOHUMMAFTAH LII ABWAABA ROHMATIKA, BISMILLAAHI WALHAMDULILLAAHI WAS SHOLAATU WASSALAAMU 'ALAA ROSUULILLAH

Do'a Ketika Melihat Ka'bah
ALLOOHUMMA ZID HAADZAL BAITA TASYRIIFAN WA TA'DHIIMAN WA TAKRIIMAN WA MAHAABATAN WAZID MAN SYARROFAHU WA 'ADDHOMAHU WA KARROMAHU MIMMAN HAJJAHU AWI'TAMAROHU TASYRIIFAN WA TA'DHIIMAN WA TAKRIIMAN WA BIRRON

Do'a Thawaf
SUBHAANALLOH WALHAMDULILLAAH WALAA ILAAHA ILLALLOOH WALLOOHU AKBAR WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL 'ALIYYIL 'ADHIIM

Do'a di Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad
ROBBANAA AATINAA FID DUNYAA HASANAH WAFIL AAKHIROTI HASANAH WAQINAA 'ADZAABANNAAR WA ADKHILNAL JANNATA MA'AL ABROORI YA 'AZIIZU YAA GOFFAAR YAA ROBBAL 'AALAMIIN

Do'a Setelah Shalat Sunat Thawaf di Maqam Ibrahim setelah Munajat di Multazam
ALLOOHUMMA INNAKA TA'LAMU SIRRII WA 'ALAA NIYATII FAQBAL MA'DZIROTII WA TA'LAMU HAAJATII FA'THINII SU-AALII WA TA'LAMU MAA FII NAFSII FAGFIRLII DZUNUUBII

Do'a Sewaktu Minum Air Zamzam
ALLOOHUMMA INNII AS-ALUKA 'ILMAN NAAFI'AN WA RIZQON WAASI'AN WA SYIFAA-AN MIN KULLI DAA-IN WASAQOMIN BIROHMATIKA YAA ARHAMARROOHIMIIN

Do'a Ketika di Bukit Shafa dan Marwah
INNASSOFAA WAL MARWATA MIN SYA'AA'IRILLAH FAMAN HAJJAL BAITA AWI'TAMARO FALAA JUNAAHA 'ALAIHI AYYATTHOWWAFA BIHIMAA WAMAN TATOWWA'A KHOIRON FA-INNALLOOHA SYAAKIRUN 'ALIIM

Do'a di Antara Dua Pilar Hijau
ROBBIGFIR WARHAM WA'FU WATAKARROM WATAJAAWAZ 'AMMAA TA'LAMU INNAKA TA'LAMU MAA LAA NA'LAMU, INNAKA ANTALLOOHUL A'AZZUL AKROM



Doa Ibadah Haji & Umrah
Selesai Tahalul
PDF
Print
E-mail

Written by Administrator   
Friday, 22 May 2009 23:39
Alhamdu lillaahilladzii qadhaa 'annaa nusukanaa. allaahumma zidnaa iimaanaa. wa yaqiinan wataufiiqan wa 'aunaa waghfirlanaa wa li'aabaa'inaa wa ummahaatinaa walmuslimiina ajma'iin.
> Artinya : Segala puja dan puji bagi Allah yang telah menyelesaikan 'ibadah kami. Ya Allah, tambahkanlah keimanan kami, taufiq dan pertolongan-Mu pada kami. Ampunilah dosa- dosa kami dan dosa orangtua kami serta dosa semua orang Islam. (Disebutkan oleh an-Nawawi).
 
Tahalul
PDF
Print
E-mail

Written by Administrator   
Friday, 22 May 2009 23:39
Alhamdu lillaahi 'alaa maa hadaanaa. alhamdu lillaahi 'alaa maa an'ama bihi 'alainaa. allaahumma haadzihii naashiyatii fataqabbal minnii faghfirlii dzunuubii. allaahummaghfirlii wa lilmuhallaqiina walmuqashshiriina yaa waasi'almaghfirah.
> Artinya : Segala puja dan puji bagi Allah atas apa yang Dia ni'matkan kepada kami. Ya Allah, inilah ubun-ubunku, terimalah do'aku dan ampunilah dosaku. Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa orang yang bercukur dan yang bergunting. Ya Allah Yang Maha Luas ampunan-Nya. (Disebutkan oleh an-Nawawi).
 
Doa Qurban
PDF
Print
E-mail

Bismillaahi wallaahu akbar. allaahumma shalli 'alaa muhammadin wa 'alaa aalihi wasallam. allaahumma mingka wa ilaika taqabball minnii.
> Artinya : Dengan menyebut nama Allah, dan Allah Maha Besar. Ya Allah, semoga Engkau memberi sanjungan kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya dan curahkanlah kesejahteraan dan keselamatan. Ya Allah, dari-Mu asal kami dan kepada- Mu kami kembali, terimalah do'a kami. (Disebutkan oleh asy- Syafi'i).
 
Thawaf Wada II
PDF
Print
E-mail

Written by Administrator   
Friday, 22 May 2009 23:38
Allaahumma innalbaita baituka wal'abda 'abduka wabnu 'abdika wabnu amatika hamaltanii 'alaa maa sakhkhartanii lii min khalqika hattaa sayyartanii fii bilaadika wa balaghtanii bini'matika hattaa a'antanii 'alaa qadhaa'i manaasikika. fa'ingkunta radhiita 'annii fazdud 'annii ridhaa wa illaa famunnal'aana qabla tabaa'udii 'ambaitika haadzaa aawaanunshiraa fii in adzinta lii ghaira mustabdilimbika wa laa bibaitika wa laa raaghibin 'angka wa laa 'ambaitik. allaahumma ashhibnil'aafiyata fii badanii wal'ishmata fii diinii wa husna mungqalabii warzuqnii thaa'ataka abadammaa abqaitanii wajma'liya khairayiddun-yaa wal'aakhirati innaka 'alaa kulli syai'ingqadiir. allaahumma laa taj'al haadzaa aakhiral'ahdi bibaitikalharaami wa inja'altahu aakhiral'ahdi fa'awwidhnii 'anhuljannata birahmatika yaa arhamarraahimiin aamiin yaa rabbal'aalamiin.
> Artinya : Ya Allah, rumah ini rumah-Mu, aku ini hamba-Mu, anak hamba- Mu, yang lelaki dan hamba-Mu yang perempuan, Engkau telah membawa aku yang Engkau sendiri mudahkan untukku sehingga Engkau jalankan aku di negeri- Mu ini dan Engkau telah menyampaikan aku dengan nikmat-Mu sehingga Engkau menolong aku untuk menunaikan ibadah haji. Kalau Engkau rela padaku maka tambahkanlah keridhaan itu padaku. Jika tidak rela, maka berilah aku anugerah sekarang aku jauh dari rumah- Mu ini. Sekarang sudah waktunya aku pulang jika Engkau izinkan aku dengan tidak menukar sesuatu dengan Engkau (Dzat- Mu) ataupun rumah-Mu, bukan benci pada-Mu dan juga benci pada rumah-Mu. Ya Allah, bekalilah aku ini dengan afiat pada tubuhku tetap menjaga agamaku, baik kepulanganku dan berilah aku taat serta pada-Mu selama- lamanya selama Engkau membiarkan aku hidup dan kumpulkanlah bagiku kebaikan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, janganlah Engkau jadikan waktuku ini masa terakhir bagiku dengan Rumah-Mu. Sekiranya Engkau jadikan masa terakhir maka gantilah surga untukku dengan rahmat- Mu, wahai Tuhan Yang Maha Kasih Sayang lebih dari segenap yang kasih. Amin wahai Tuhan Pemelihara seru sekalian alam.
 
Thawaf Wada I
PDF
Print
E-mail

Written by Administrator   
Friday, 22 May 2009 23:37
Bismillaahi allaahu akbar subhaanallaahi walhamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil'aliyyil'az hiim washshalaatu wassalaamu 'alaa rasuulillaahi shallallaahu 'alaihi wa sallam. allaahumma iimaanambika wa tashdiiqambikitaabik a wa wafaa'ambi'ahdika wattibaa'allisunnati nabiyyika muhammadin shallalaahu 'alaihi wa salam. innalladzii farradha 'alaikalqur'aana laradduka ilaa ma'aadin yaa mu'iidu a'idnii yaa samii'u asmi'nii yaa jabbaaru ujburnii ya sattaaru usturnii yaa rahmaanu irhamnii yaa raddaadu urdudnii ilaa baitika haadzaa warzuqnil'auda tsummal'auda karraatimba'da marraatin ta'ibuuna 'aabiduuna saa'ihuuna lirabbinaa haamiduuna shadaqallaahu wa'dahu wa nashara 'abdahu wa hazamal'ahzaaba wahdah. allaahummahfazhnii 'ayyamiinii wa 'ayyasaarii wa mingquddaamii wa miwwaraa'i zhahrii wa minfauqii wa mintahtii hattaa tuwashshilanii ilaa ahlii wa baladii. allaahumma hawwin 'alainassafara wathwilanal'ardha. Allaahumma ashhibnaa fii safarinaa wakhlufnaa fii ahlinaa yaa arhamarraahimiina wa yaa rabbal'aalamiin.

> Artinya : Bismillaah, Allahu Akbar, Maha Suci Allah dan segala puji hanya kepada Allah jua, tiada Tuhan yang disembah selain Allah dan Allah Maha Agung. Tiada daya dan upaya dan tiada kekuatan jika tidak dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Besar dan Mulia. Salawat dan Salam bagi junjungan Rasulullah saw. Ya Allah, aku datang ke mari karena iman pada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji-Mu dan karena menuruti sunnah Nabi- Mu Muhammad saw. Sesungguhnya Tuhan yang menurunkan al- Qur'an itu padamu niscaya memulangkanmu ke tempat kembali, wahai Tuhan Yang Kuasa mengembalikan, kembalikanlah aku ke tempatku, wahai Tuhan Yang Maha Mendengar, dengarlah bicaraku, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, perkasakanlah aku, wahai Tuhan Yang Maha Kasih Sayang, sayangilah aku, wahai Tuhan Yang Maha Kuasa mengembalikan, kembalikanlah aku ke Ka'bah ini dan berilah aku rizqi untuk mengulanginya berkali-kali, bertaubat dan beribadat, berlayar menurut jalan Tuhan kami sambil memuji Allah, Allah Maha menepati janji-Nya membantu hamba-Nya, menghancurkan sendiri tentara musuh-Nya. Ya Allah, peliharalah aku ini dari kanan, kiri, depan dan belakang, dari sebelah atas dan bawah sampai Engkau menyampaikan aku ke tempat ahli keluargaku dan ke kampung halamanku. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami dan kerutkanlah bumi ini untuk kami. Ya Allah, kawanilah kami dalam perjalanan ini dan awasilah ahli keluarga kami wahai Tuhan Yang Maha Kasih Sayang dan wahai Tuhan Yang Memelihara seru sekalian alam.


1. DO’A SYAFAR (PERJALANAN)
“ Bismillahi majre-haa wa mursaaha,
Inna rabby la ghofuurur-rahiim”
“Bismillahirrahmaanirrahiim, Allahu Akbar 3X
Subbhaa-nakkadzii sakhorolamaa haadza,
Wa maa kunnaa lahuu muqribiin,
Wa inna ilaa rabbinaa lamungqolibuun,
Allaahumma inna nas’aluka fii safarinaa haadzalbirra wattaqwaa
Wa minal ‘amali maartardlaa
Allaahumma hawwin’alainaa
Safarolanaa hadzaa, wa adlwi ‘annaa bu’dahu,
Allahumma antashoo-khibu fiis-Safari, walkholifatu fi ahli
Allaahumma innii A’uudzubika min wa’tsaa’issafari,
Wa kaaaa batil manthori, wa suu’il mungqolabi fiilmaa-li wal ahli”
“Bismillaahit-Tawakkaltu’alallaah,
Laa khaulaa wa laa quwwata illa billaah”
2. DO’A KETIKA SAMPAI DITEMPAT TUJUAN
“Allaahumma innii as’aluka khoirohaa,
Wa khoiro ahlihaa, wa khoiro maa fii haa,
Wa’audzubika min syarriha wa syarri ahlihaa,
Wa syarri maa fiihaa”
3. DO’A MASUK KOTA MAKKAH DAN MADINAH
“Allaahumma haadzaa kharomuka wa am-nuka
Fakharrim lakhmii wa damii, wasya’rii, wa basyarii, ‘alannarr,
Wa aa-minnii min ‘adzaa bika yauma tab’atsu ‘baadaka,
Waj-‘alnii min auliyaa ‘ika wa ahli thoo’atika”
4. DO’A MENINGGALKAN MADINAH
“Allaahumma sholli’alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad,
Wa laa taj-‘alhu aakhiral-‘ahdi binabiyyika,
Wa khut-tho au auzaari bi ziyaa ratihi
Wa ash khibnii fii safariis-salamah, wa yassir rujuu’u ilaa ahlii,
Wa wa thon saa-lima, yaa arkhamarraa-khimiin”
5. DO’A BERANGKAT KE AROFAH
“Allaahummaa ilaika tawajjahu wa ilaa wajhikal-kariim,
Arad-tu faj’al dzambi maghfuu-ron, wa khajji mabruuron
War khamnii, wa laa tukhoyyibni,
Innaka ‘alaa kulli syai’inqodiir”
6. DO’A KETIKA MASUK AROFAH
“Allaahumma ilaika tawa jahtu,
Wa bika’ tashomtu, wa ‘alaika tawakkaltu,
Allahummajj ‘alnii mim-man tubaa-hi
Bahil-yauma malaa-ikataka innaka ‘alaa kulli sayi’ingqodiir”
7. DO’A SAMPAI DI MUDZALIFAH
“Allaamumma inna haa-dzihi muzdalifatu,
Jumi’at fii-ha alsinatun, maukhtalifatun tas’a luka,
Khawaa-‘ija mutanawwi’ah.
Faaj’alni mim-man da’aaka, faastajabta lahu,
Wa tawakkala ‘alaika fakafaitahu, yaa arkhamarraakhimiin”
8. DO’A SAMPAI DI MINA
“Allahumma haa-dzaa minaa faam-nun ‘alaiyya,
Bimaa mananta bihi ‘alaa auliyaa’ika, wa ahli tho’atika”
BAGIAN DO’A KHUSUS DALAM IBADAH HAJI
1. BERDO’A DI MULTAZAM
“Allaahumma yaa rabbal baitil-‘atiiq,
A’tiq ri qobanna, wa riqaa-ba aa-baa-“ina, wa um-mahaa tinaa,
Wa ikhwaa-binaa, wa au-laa di naa minan-nar,
Yaa dzal-juudi, wal karomi, wal fadli,
Wal man-ni, wal ‘athoo-I, wal ikhsaani.
Allahumma akhsin ‘aa-qibatanaa fil umuri kullihaa,
Wa ajirnaa min khiz-yiddun-yaa wa ‘adzaa-bil aakhirah.
Allahumma innii ‘abduka, wab-nu ‘abdika,
Waa qifun takhta baa bika,multazimu bi a’taa-bika,
Wa akhsyaa ‘adzaa-baka yaa qodii-mal akhsaan.
Allahumma inni as aluka antar fa’adzikrii,
Wa ta-dho’a wizrii, wa tashlikha amrii, wa tuthoh-hiro qolbi,
Wa tunaw-wiroli fii qobrii, wa taghfiroli dzambii,
Wa as alukad-darojaatil ‘ulaa minal jannati.”
2. DO’A SETELAH SHOLAT DI BELAKANG MAQOM IBRAHIM
“Allaahumma innaka ta’lamu sirrii wa ‘alaa niyatii,
Faaqbal ma’dziroti, wa ta’lamu khaa-jatii, faa’thini su’ilii,
Wa ta’ lamu maa fiinafsii, faaghfirlii dzunuu-bii,
Allahumma inni as’aluka ii-maa-nan daa’iman,
Yubaa-syiru qolbii, wa yaqiinan shodiqon,
Khatta a’lama annahu laa yashii-buni illaa maa katabat-li,
Wa rodh-hini bima qosamtahu li,yaa ar khamarraa khimiin,
Anta waliyyi fiddunyaa, wal aa-khirati, tawaf-fanii musliman
Wa khiqnii bishshoo likhiin
Allahumma la tada’ lana fii maqoo minaa
Haadzaa dzanbaa illa ghofartahu wa laa hamma illa farajtahu
Wa laa khaajatan illa qothotahaa wa yassartahaa
Fayassir umuruunaa wasyrakh shuduu-runaa,
wa nawwir quluu-banaa, wakhtim bish-sholikhati a’maa-linaa.
Allaahumma tawaf-fanaa muslimii-na wa akhyinaa muslimii-na,
Wa alkhiqnaa bish-sholikhiina ghoiro khozaa yaa,
Wa laa maftuu nii-na”
3. DO’A SELESAI SA’I
“Allaahumma Rabbanaa taqobbal minnaa wa’aa finaa wa’fu’an-naa
Wa’alaa tho-‘atika wa syukrika a’inna wa’alaa ghoirika laa takilnaa
Wa’alaa-liimaani wal islaami kaamili jamii’aan tawaffanaa
Wa anta raadhinn ‘anna Allahummar-khamnii bitarkil-ma’aashiy abadaan maa abqoytanii warkhamnii an atakallafa maa laa ya’niinii warzuqnii khusnan-nadhor fiimaa yurdliika ‘annii yaa arkhamar-rokhimiin”
4. DO’A SETELAH MELEMPAR JAMRAH ULA DAN WUSTHA
“Alkhamdu lillaahi khamdaan katsiiraan thayyibaan mubaa rokaan Fiihi.
Allaahumma laa ukhshii stanaa-ann ‘alaikaa anta kamaa astnayta ‘ala nafsika,Allahumma ilaika afadltu wa min’adzaa bika asyfaqtu wa ilaika raghibtu wa minka rahibtu faqdal nusukii wa a’dhim ajrii warkham tadlorru’I waqbal taubatii wa a’thinii su’lii.
Allaahumma rabbanaa taqobbal minna wa laa taj’alnaa minal Mujriniina, wa adkhilnaa fii ‘ibaa dikash-sholikhiin. Yaa Arkhamar-rokhimiin”
5. DO’A SESUDAH TAWAF WADA’
“Allaahumma innal-baytuka wal –‘abada ‘abduka wabnu ‘abdika wabnu amatika khamaltanii ‘alaa maa sakhota lii min kholqika khatta shoyyartanii ilaa bilaadika wa balaghtanii bini’matika khattaa’annii ‘ala qodloo-I manaa sikaki. Fain kunta rodliitu ‘anni fazdad ‘annii ridhaan, wa illaa faminna-aana ‘alayya qobla tabaa ‘dii’an batika haadzaa awaanun shiraa-fii in adhinta lii ghayra mustabdilii bika wa laa bibaytika walaa raaghibiin wal-ishmata fii diinii wa akhsin munqolabii war zuqnii thaa’ataka abadaan maa abqoytanii wajma’lii khoyroyid-dunyaa wal-aakhiroti innaka ‘alaa kulli syaiinn qodiirun. Allaahumma laa taj’al hadzaa aakhiral-‘ahdi bibaytikal-kharaami wa inja’altahu aakhiral-‘ahdi fa’awwidlnii’anhu jannah. Innal-ladzii faradla ‘alaikal-qur’aana laradduka ilaa ma’aadii.Ya mu’iidu a’idnii. Yaa samii’u asm’nii yaa jabbaaruj-burni Yaa sataarusturnii Yaa rakhmaanur-khamnii Yaa raddaadurdudnii ilaa baytika haadzaa warzuqniil-‘awda stmmal-‘awda karraatiin ba’da marraatiin taa-ibuuna ‘aa biduuna saaikhuuna lirabbinaa khaa miduuna shodaqo. Allaahumma wa’dahu wanashoro ‘abdahu wazamal-akhzaaba wakhdah. Allahumakh-fadhnii ‘anyamiinii wa’an yasaarii wamin takhtiyu khatta tuwashilanii ilaa ahlii wa baladii. Allaahumma ashibnaa fii safarinaa wakhlufnaa fii ahlinaa yaa arkhmar-rookhimiin wa yaa robbal-‘alamiin.
DO’A – DO’A DALAM PROSESI IBADAH HAJI
SEBELUMNYA NIAT UMROH/HAJI DALAM HATI & BACA IHLAL:
Allahummaa Labbaika Umrotan atau Labbaika Umrotan
Allaahumma Labbaika Hajjan atau Labbaika Hajjan
1. TALBIYAH
Labbaik Allaahumma labbaik, labbaika laa sayarii-ka laka labbaik, innal hamda wan-ni’mata laka wal mulk laa syariika lak.
2. SHALAWAT
Allaahumma Shollaa ‘alaa Muhammad wa’ala ali Muhammad
Allaahumma inna nas aluka ridloaka wal jannah,
wana’uudzubika min sakhootika wannar.
Rabbanaa aatina fidunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzabannar.
3. MASUK MASJIDIL HAROM
Bismillaahi wash-sholaatu was-slaamu ‘alaa Rasuulillaah,
Allaahummaf tahli abwaaba rahmatik
4. MELIHAT KA’BAH
Allaahumma antas-salaam, wa mingkas-salaan fa hayyinaa rabbanaa bis-salaam
5. TOWWAF ( dimulai dari Hajar Aswad atau segaris dari Hajar Aswad, angkat tangan kanan)
Bismillaahi Allaahu Akbar, Allaahumma ii-manambika wa tashdiiqon bi kitaabika wa wafa’an bi ahdika, wat tibaa’al-lisunnati Nabiyyika Muhammad Salallahu’alaihi wa-salam
(sekali disetiap putaran towaf,kemudian diteruskan bacaan dibawah ini sampai rukun Yamani )
Subhaanallaah wal hamdu lillaah wa laa ilaaha illallaahu Allaahu Akbar
Laa haula wa laa quwwqta illa billah.
( dari rukum Yamani,hingga sampai garis coklat lurus Hajar Aswad, baca di bawah ini)
Rabbanaa aatina fiddunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qinnaa ‘adzaaban-naar.
6. MENUJU MAQOM IBRAHIM ( atau simitris lurus di belakang Maqom Ibrahim )
Wa-Takhidzu minm-Maqoomi Ibraahima Musholla (kemudian sholat sunat 2 rokaat)
  1. KE MULTAZAM : baca do’a, diawali “A’uudzu billaahi minan-naar…
  2. MINUM AIR ZAM-ZAM
Allaahumma inna nas aluka ‘ilman naafi’an wa rizqon waasi’an
Wa syifaa-an mingkulli daa-in. (kemudian menuju Mas’a/tempat Sa’i)
9. SA’I (setiap naik menuju SHOFA dan juga naik menuju MARWA berdo’a)
Inna shofa wal marwata min sya’aairillaah faman hajjal baita awi’tamara falaa junaaha’alaihi, an yatthawwafa bihimaa, wa man tatthawwaa’a khoiron, fa innallaaha syaakiru’aliem.
Ketika naik SHOFA yang pertama saja ditambah Do’a: Abda’u bimaa bada Allaahu bihi.
(setelah itu,dimulai dari bukit SHOFA,menghadap Qiblat angkat tangan berdo’a 3X, dibaca pula do’a ini dalam perjalanan SA’I)
Allaahu Akbar 3X laa illaha illallaah,wahdahuu laa-syariikalah
Lahul mulku wa ;ahul hamdu, wahuwa ‘alaa kulii syai’in qodiir,
Laailaaha illallaahu wahdah,an jaza wa’dah, wa nashoro ‘abdah,
wa hazamal ahzaaba wahdah
(Disetiap antara pilar berlampu hijau, jama’ah priya lari kecil dan jama’ah putrid jalan baca do’a)
Rabbighfir warham innaka antal A’Azzul akrom
10.TAHALUL
(Memotong rambut, untuk priya boleh gundul atau memendekkan,putri potong sekedarnya)
11.PROSESI HAJI
(Thowaf &Sa’I sama diatas, sebelumnya didahului dengan niat dalam hati didirangi dengan IHLAL)
Allahumma Labbaika Hajjan atau Labbaika Hajjan
  1. WUKUF DI AROFAH ( Ini intinya Ibadah Haji: Mulai Jama’ah Dhuhur Jama’ Asyar, dengarkan Khotbah Wukuf, kemudian baca do’a terus menerus sampai Maghrib. Ingat sa’at ini jangan bergurau, jalan-jalan, atau tidur. Sekali lagi bermunajah pada Allah Swt. berdo’a untuk pribadi, do’a titipan, mendo’akan umat, negara & bangsa )
  2. MABIT DI MUZDALIFAH (Dari Isya’-Subuh, cari krikil 72 buah, banyak Do’a)
  3. MABIT DI MINA (Melempar Jumroh hari pertama Aqobah saja, hari berikutnya melempar 3 Jumroh yaitu Ula – Wusto – dan Aqobah )
Allaahu Akbar (lempar satu persatu sampai 7 kali setiap Jumroh,kemudian baca)
Allaahummaj’alhu Hajjam-Mabruura wa dzambam Maghfuuraa.
(Setelah melempar Jumroh Akobah partama kali 10 Dzulhijjah,Kemudian Tahalul/potong rambut)
  1. THOWAF IFADHOH & SA’I (Prosesi dan Do’a sama Thowaf di atas)
16. DO’A MENJADI HAJI MABRUR:
“Allaahummaj alhu Hajjam Mabruuraa, wa Sa’ian masykuura wa Dzambam Maghfuuraa, Wa amalan sholihan makbuulaa, Wa tijaaratan lan tabuur.” Amien.